Grup-grup Facebook diSeluruh Dunia Kena Blokir Massal, Ini Kata Meta

Grup-grup Facebook diSeluruh Dunia Kena Blokir Massal, Ini Kata Meta

Dalam beberapa hari terakhir, jutaan pengguna Facebook di berbagai belahan dunia dikejutkan oleh hilangnya akses

ke sejumlah grup yang mereka ikuti. Grup-grup Facebook dengan berbagai tema—mulai dari komunitas hobi, jual beli, pendidikan

hingga advokasi sosial—tiba-tiba menghilang dari platform atau tidak dapat diakses.

Fenomena ini terjadi secara global dan memicu berbagai spekulasi dari para pengguna serta pengelola grup.

Pemblokiran massal ini pertama kali diketahui pada 24 Juni 2025, ketika ribuan laporan dari pengguna

mulai bermunculan di platform X (Twitter), Reddit, dan forum teknologi. Banyak dari mereka mengeluhkan

bahwa grup yang mereka kelola atau ikuti selama bertahun-tahun mendadak lenyap tanpa peringatan apa pun dari pihak Facebook.

Grup-grup Facebook diSeluruh Dunia Kena Blokir Massal, Ini Kata Meta
Grup-grup Facebook diSeluruh Dunia Kena Blokir Massal, Ini Kata Meta

Meta Buka Suara, Sebut Ada Kesalahan Sistem

Menanggapi kegaduhan yang terjadi, perusahaan induk Facebook, Meta, akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi pada 25 Juni 2025.

Dalam pernyataan tersebut, Meta mengonfirmasi bahwa telah terjadi kesalahan sistem dalam proses moderasi otomatis yang menyebabkan sejumlah besar grup terkena tindakan pemblokiran atau penghapusan sementara.

“Tim kami sedang menyelidiki gangguan teknis yang berdampak pada banyak grup komunitas secara global.

Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini dan sedang bekerja keras untuk memulihkan akses secepat mungkin

tulis juru bicara Meta dalam keterangan resminya.

Meta juga menegaskan bahwa tindakan pemblokiran ini bukan merupakan upaya sensor konten atau kebijakan baru

 melainkan murni kesalahan teknis akibat sistem moderasi otomatis yang terlalu agresif setelah pembaruan sistem keamanan pekan lalu.

Sistem Moderasi AI Diduga Jadi Pemicu

Berdasarkan laporan dari sejumlah media teknologi internasional, masalah ini kemungkinan besar berkaitan

dengan penyesuaian sistem kecerdasan buatan (AI) yang digunakan Meta untuk mendeteksi pelanggaran kebijakan komunitas.

Pembaruan sistem tersebut disebutkan bertujuan untuk mempercepat identifikasi konten spam, ujaran kebencian, dan misinformasi yang menyebar di grup-grup besar.

Namun, akibat dari algoritma yang terlalu sensitif, banyak grup yang justru terdeteksi secara keliru

dan langsung diberi sanksi pemblokiran. Bahkan, beberapa grup privat dengan aktivitas diskusi tertutup pun ikut terdampak.

Beberapa administrator grup mengaku menerima notifikasi bahwa grup mereka “melanggar standar komunitas” tanpa penjelasan rinci, sehingga memicu ketidakpastian dan frustrasi.

Dampak Terhadap Komunitas dan Aktivitas Bisnis

Pemblokiran massal ini memberikan dampak signifikan, terutama bagi komunitas-komunitas yang sangat bergantung pada Facebook sebagai sarana komunikasi dan koordinasi. Banyak pelaku UMKM, komunitas jual beli, serta penggerak sosial yang merasa dirugikan karena kehilangan akses ke jaringan yang telah mereka bangun selama bertahun-tahun.

Tidak sedikit pelaku bisnis yang menggunakan grup Facebook sebagai kanal utama untuk promosi dan penjualan, kini harus menghentikan aktivitas mereka sementara. Beberapa bahkan kehilangan ribuan pelanggan potensial akibat hilangnya grup tanpa peringatan.

Tuntutan Transparansi dan Pemulihan

Sejumlah organisasi pemerhati hak digital mendesak Meta untuk lebih transparan dalam menangani masalah ini. Mereka menilai bahwa minimnya komunikasi resmi dan lambatnya pemulihan akses dapat menggerus kepercayaan pengguna terhadap platform.

Meta pun berjanji akan memulihkan grup-grup yang terdampak secara bertahap, dan memberikan notifikasi resmi kepada admin yang grupnya terkena dampak. Selain itu, perusahaan juga menyebut tengah mengkaji ulang sistem AI mereka untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang.

Penutup: Pengingat Akan Ketergantungan Digital

Insiden pemblokiran massal ini menjadi pengingat akan tingginya ketergantungan komunitas

global terhadap platform digital seperti Facebook. Di satu sisi, teknologi memberikan

kemudahan untuk membangun jaringan dan berbagi informasi, namun di sisi lain, kendali penuh ada

pada algoritma dankebijakan platform yang terkadang tidak sempurna.

Pengguna kini diimbau untuk tidak hanya mengandalkan satu platform, tetapi juga membangun kanal

komunikasi alternatif demi menghindari risiko serupa di masa mendatang.

Sementara itu, Meta dituntut untuk memperbaiki sistemnya dan menjaga kepercayaan miliaran penggunanya di seluruh dunia.

Baca juga: Begini Wujud BlackBerry Dihidupkan Lagi Pakai OS Android

Post Comment


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.