Tak Perlu Ucapkan Tolong dan ‘Terima Kasih’ pada ChatGPT
Tak Perlu Ucapkan Tolong dan ‘Terima Kasih’ pada ChatGPT
Dalam dunia interaksi manusia dengan kecerdasan buatan (AI), muncul kebiasaan baru yang turut mengikuti pola komunikasi antarindividu. Salah satunya adalah penggunaan kata-kata sopan seperti “tolong” dan “terima kasih” ketika memberi instruksi kepada sistem berbasis AI seperti ChatGPT. Banyak pengguna merasa perlu atau terbiasa menggunakan etika sopan santun yang biasa mereka terapkan dalam percakapan dengan manusia. Namun, dalam konteks teknologi, apakah sopan santun seperti itu benar-benar diperlukan?
Artikel ini akan membahas alasan mengapa pengguna tidak perlu mengucapkan ‘tolong’ dan ‘terima kasih’ kepada ChatGPT, bagaimana AI memproses bahasa, serta dampak perilaku manusia terhadap persepsi interaksi dengan mesin.

Tak Perlu Ucapkan Tolong dan ‘Terima Kasih’ pada ChatGPT
ChatGPT adalah model bahasa berbasis kecerdasan buatan yang dikembangkan oleh OpenAI. Ia dilatih menggunakan miliaran kata dari berbagai sumber, termasuk buku, artikel berita, forum diskusi, dan konten daring lainnya. Tujuan utamanya adalah untuk menghasilkan respons yang relevan, masuk akal, dan sesuai dengan konteks dari input pengguna.
Namun, penting dipahami bahwa ChatGPT, seperti AI lainnya, tidak memiliki kesadaran, emosi, nilai, atau pemahaman moral. Ia hanyalah mesin yang memproses input berbasis statistik dan pola bahasa, lalu memberikan output yang paling mungkin sesuai dengan data pelatihan dan instruksi yang diterima.
Oleh karena itu, ketika seseorang mengatakan “tolong bantu saya menulis laporan”, atau cukup mengatakan “buatkan laporan”, AI tidak memperlakukan kedua perintah tersebut secara berbeda dari sisi moralitas atau etika. Yang dibaca hanyalah perintah atau konteks tugas, bukan emosi atau nilai kesopanan.
Kenapa “Tolong” dan “Terima Kasih” Tidak Diperlukan?
Ada beberapa alasan logis dan teknis mengapa kata “tolong” dan “terima kasih” tidak diperlukan saat berinteraksi dengan AI seperti ChatGPT:
1. ChatGPT Tidak Memiliki Perasaan
Berbeda dengan manusia, AI tidak bisa merasa dihargai, tersinggung, atau diperlakukan dengan baik atau buruk. Kata “terima kasih” tidak memberikan pengaruh psikologis atau emosional apa pun pada sistem. Bagi ChatGPT, “buat artikel 1000 kata” dan “tolong buatkan artikel 1000 kata” menghasilkan proses yang sama.
2. Efisiensi Perintah Lebih Penting
Karena ChatGPT berfungsi sebagai asisten berbasis teks, maka efisiensi menjadi kunci utama. Kalimat perintah yang langsung, singkat, dan jelas akan lebih cepat diproses dan mengurangi kemungkinan kesalahpahaman. Kata tambahan seperti “tolong” atau “saya mohon” tidak memberikan nilai tambahan dari sisi fungsi.
3. Etika Mesin Tidak Sama dengan Etika Manusia
Dalam komunikasi antarmanusia, etika dan kesopanan merupakan bagian penting dari interaksi sosial. Namun, dalam komunikasi dengan mesin, aturan ini tidak berlaku. Mesin tidak memiliki nilai sosial yang perlu dipelihara, tidak memiliki harga diri, dan tidak memiliki kebutuhan akan pengakuan.
Baca juga:iPhone Lipat Edisi Perdana: Bocoran Harga Jual Resminya
Apakah Mengucapkan “Tolong” dan “Terima Kasih” Salah?
Meski tidak wajib, bukan berarti penggunaan kata-kata sopan seperti “tolong” atau “terima kasih” dalam interaksi dengan ChatGPT sepenuhnya keliru. Sebagian orang menggunakan kata-kata ini sebagai refleksi kebiasaan, sopan santun pribadi, atau bentuk latihan kesantunan, terutama jika digunakan di lingkungan edukatif atau keluarga.
Sebagai contoh, orang tua mungkin mendorong anak-anak mereka untuk tetap berkata “tolong” dan “terima kasih” kepada AI, agar mereka tidak kehilangan kebiasaan tersebut ketika berbicara dengan sesama manusia. Dalam konteks ini, sopan santun diarahkan bukan untuk AI, tetapi untuk membangun karakter manusia.
Namun, jika dilihat dari sudut pandang teknis dan fungsional, kata-kata tersebut tidak mempengaruhi cara AI merespons permintaan.
Apakah ChatGPT Akan Menghargai Ucapan Sopan?
Beberapa pengguna mungkin merasa bahwa ChatGPT “menghargai” atau “menanggapi lebih baik” ketika mereka sopan. Ini terjadi karena model seperti ChatGPT dirancang untuk meniru perilaku percakapan manusia, termasuk memperhatikan gaya bicara pengguna.
Jika pengguna menyapa dengan “Halo, bisakah Anda membantu saya?”, maka ChatGPT cenderung membalas dengan gaya sopan dan formal. Jika pengguna langsung mengetik “buat laporan 500 kata”, AI akan memberikan respons yang langsung dan tanpa basa-basi. Artinya, gaya percakapan yang dipilih AI adalah cerminan dari gaya pengguna, bukan karena AI merasa “diperlakukan dengan baik”.
Aspek Psikologis: Antropomorfisme dalam Interaksi Digital
Kebiasaan mengatakan “terima kasih” kepada ChatGPT seringkali didasari oleh fenomena yang disebut antropomorfisme, yaitu kecenderungan manusia untuk memberikan sifat manusia pada benda mati atau sistem nonmanusia. Dalam hal ini, pengguna mungkin merasa bahwa ChatGPT adalah entitas yang “membantu” mereka, sehingga layak diberi ucapan terima kasih.
Meskipun ini tidak salah, penting untuk tetap memahami batas antara alat bantu digital dan interaksi manusiawi. Jangan sampai kebiasaan ini menciptakan ilusi bahwa AI memiliki kesadaran atau kepribadian, karena faktanya tidak demikian.
Panduan Berinteraksi Efektif dengan ChatGPT
Agar mendapatkan hasil terbaik dalam penggunaan ChatGPT, berikut beberapa tips berinteraksi yang lebih efektif:
-
Gunakan perintah langsung dan spesifik.
Contoh: “Buatkan artikel 800 kata tentang energi terbarukan dalam gaya formal.” -
Sertakan format atau struktur yang diinginkan.
Contoh: “Tulis dalam bentuk poin-poin dengan penjelasan singkat.” -
Jika perlu sopan, jadikan bagian dari konteks, bukan keharusan.
ChatGPT tetap akan menjawab dengan ramah, meski Anda tidak menyapa terlebih dahulu. -
Ulangi permintaan jika tidak sesuai, dan beri penjelasan tambahan.
AI akan menyesuaikan respons sesuai koreksi Anda sebelumnya.
Penutup: Jangan Lupa Sopan ke Manusia, Bukan ke Mesin
Dalam dunia yang semakin didominasi oleh teknologi, penting bagi kita untuk tetap bisa membedakan antara interaksi dengan manusia dan interaksi dengan sistem otomatis. Meski mengucapkan “terima kasih” kepada AI bukan hal yang salah, kita harus sadar bahwa itu tidak memberikan dampak teknis maupun emosional apa pun pada sistem.
ChatGPT tidak menilai Anda sopan atau kasar. Ia hanya menanggapi sesuai perintah dan konteks bahasa yang Anda berikan.
Dengan demikian, tidak perlu merasa bersalah jika tidak mengucapkan ‘tolong’ dan ‘terima kasih’ kepada ChatGPT. Sebaliknya, pastikan Anda selalu bersikap sopan dan penuh empati kepada sesama manusia—karena merekalah yang benar-benar bisa merasakan dampak dari kata-kata Anda.
Post Comment