Pasar Ponsel Lipat 2025 Diprediksi Stagnan, iPhone Lipat Jadi Harapan
Pasar Ponsel Lipat 2025 Diprediksi Stagnan, iPhone Lipat Jadi Harapan
Teknologi ponsel lipat sempat dianggap sebagai masa depan industri smartphone. Namun memasuki pertengahan 2025, sejumlah analis industri
memprediksi bahwa pasar ponsel lipat akan mengalami stagnasi. Hal ini disebabkan oleh minimnya inovasi baru, harga yang masih tinggi, serta keterbatasan fungsional yang belum memenuhi ekspektasi konsumen.
Di tengah kondisi ini, harapan banyak pihak kini tertuju pada Apple, yang diyakini tengah menyiapkan iPhone lipat sebagai penantang serius.
Pasar Ponsel Lipat 2025 Diprediksi Stagnan, iPhone Lipat Jadi Harapan
Sejak pertama kali diperkenalkan secara massal pada 2019, ponsel lipat menarik perhatian karena desainnya yang futuristik dan fungsionalitas ganda.
Produsen seperti Samsung, Huawei, Oppo, dan Motorola berlomba-lomba menghadirkan versi terbaik mereka. Namun, setelah beberapa tahun, pertumbuhan penjualannya mulai melambat.
Menurut laporan dari lembaga riset pasar internasional, pengapalan ponsel lipat global hanya meningkat sekitar 3% dari tahun sebelumnya
jauh lebih rendah dibanding prediksi awal. Bahkan di pasar utama seperti Asia Tenggara dan Eropa, adopsi konsumen tidak secepat yang diharapkan.
Masalah Harga dan Daya Tahan Masih Jadi Hambatan
Salah satu faktor utama stagnasi adalah harga yang masih tinggi. Sebagian besar ponsel lipat dibanderol di atas Rp20 juta, membuatnya tidak terjangkau bagi sebagian besar konsumen.
Selain itu, isu daya tahan engsel dan layar fleksibel masih menjadi kekhawatiran, meski produsen terus mengklaim telah melakukan perbaikan.
Beberapa pengguna mengeluhkan garis lipatan yang terlihat jelas, respons layar yang kurang konsisten saat dilipat, serta bobot perangkat yang cenderung lebih berat dibanding ponsel biasa.
Kombinasi kendala teknis dan harga inilah yang membuat adopsi massal sulit tercapai.
Kurangnya Inovasi Desain dan Fitur
Meski sudah beberapa tahun dipasarkan, inovasi pada ponsel lipat terbilang stagnan. Sebagian besar perangkat baru hanya menawarkan
peningkatan spesifikasi standar seperti prosesor, kamera, dan ketahanan air, tanpa membawa terobosan fitur yang benar-benar baru.
Banyak pengamat menilai bahwa form factor lipat belum mampu memberikan nilai tambah yang cukup signifikan dibanding ponsel biasa.
Konsumen pun mulai mempertanyakan apakah fitur layar lipat benar-benar dibutuhkan, atau hanya gimmick desain semata.
iPhone Lipat Dinanti Sebagai Game Changer
Di tengah kondisi pasar yang datar, perhatian publik kini tertuju pada Apple, yang hingga kini belum merilis iPhone lipat. Kabar tentang iPhone Fold atau iPhone Flip
sudah lama beredar, namun perusahaan asal Cupertino itu dikenal berhati-hati dalam merilis teknologi baru.
Banyak pihak yakin bahwa jika Apple akhirnya merilis iPhone lipat, maka hal itu akan menghidupkan kembali minat konsumen.
Pengalaman Apple dalam menggabungkan desain elegan, ekosistem software, dan stabilitas hardware diyakini dapat menjawab berbagai kelemahan yang ada di ponsel lipat saat ini.
Tantangan dan Ekspektasi untuk Apple
Namun tentu saja, Apple tidak lepas dari tantangan. Salah satunya adalah bagaimana mereka akan membedakan iPhone lipat dari kompetitor yang sudah lebih dulu hadir.
Selain itu, Apple juga dituntut untuk menghadirkan perangkat yang benar-benar fungsional dan tahan lama, bukan hanya cantik secara desain.
Rumor menyebutkan bahwa Apple akan menghadirkan teknologi layar lipat tanpa lipatan tengah, sistem multitasking yang lebih intuitif
serta integrasi mendalam dengan iPadOS jika perangkat memiliki ukuran layar mendekati tablet. Ini menjadi ekspektasi tinggi yang harus dijawab oleh Apple dalam waktu dekat.
Penutup: Akankah iPhone Lipat Jadi Penyelamat Segmen Ini?
Pasar ponsel lipat saat ini berada di persimpangan: antara menjadi tren masa depan atau sekadar inovasi sementara. Tanpa gebrakan besar, pertumbuhannya bisa terus melambat.
Di sinilah iPhone lipat dinilai memiliki peran penting untuk menentukan arah industri ke depan.
Jika Apple berhasil menghadirkan perangkat yang benar-benar memecahkan masalah konsumen — dari segi harga, daya tahan, dan pengalaman penggunaan
maka ponsel lipat bisa memasuki babak baru. Namun jika tidak, maka segmen ini bisa saja tetap menjadi niche tanpa pertumbuhan signifikan.
Baca juga: Olympus Kembali ke Pasar Kamera Indonesia dengan Nama OM System
Post Comment